Sastra di Antara Dinding-Dinding Kelas
Oleh: Iqlima Ailisa N K
Sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang merupakan bagian dari kata sas, berarti mengarahkan, mengajarkan, dan memberi petunjuk. Kata sastra tersebut mendapat akhiran tra yang biasanya digunakan untuk menunjukkan alat atau sarana sehingga kata lain yang juga diambil dari bahasa Sansekerta adalah kata pustaka yang secara luas berarti buku (Teeuw, 1984: 22-23).
Salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah sastra. Porsinya yang lebih sedikit, membuat kembang tumbuh sastra di hati peserta didik tidak merata dengan baik. Hal tersebut menjadi problematika sastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Apakah sastra merupakan hal vital bagi peserta didik? Jawabannya, iya. Sehubungan dengan nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang mulai diberlakukan Diknas mulai tahun pelajaran 2011, pembelajaran sastra dianggap penting karena pembelajaran sastra dapat membantu pembentukan watak. Ketika berkontemplasi pada realita pembelajaran di kelas, sastra hanya mendapat ruang bernapas pada beberapa peserta didik saja. Sisanya masih bertanya-tanya, apa manfaatnya menyelami sastra? Saat ini memang masyarakat Indonesia cenderung memprioritaskan untuk mempersiapkan diri menjadi masyarakat industri.
Pengajaran sastra pada dasarnya mengemban misi efektif, yaitu memperkaya pengalaman siswa dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa di sekelilingnya. Tujuan akhirnya adalah menanam, menumbuhkan, dan mengembangkan kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi, pengenalan dan rasa hormatnya terhadap tata nilai, baik dalam konteks individual, maupun sosial (Oemarjati, 1992).
Beberapa karya sastra, berisi tentang motivasi hidup yang dapat menstimulasi para peserta didik agar dapat mengikuti hal-hal positif yang terdapat pada sebuah karya sastra. Selain itu, sastra dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan kosakata bahasa. Perbendaharaan lema sangat diperlukan untuk menunjang keterampilan berbicara maupun menulis karena kedua hal tersebut sangat berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya pembelajaran sastra dapat pula membantu peserta didik dalam melatih interpretasi baik secara lisan maupun tulis. Hal tersebut berkaitan dengan proses berpikir kritis dalam memberikan kesan dan pandangan terhadap suatu permasalahan.
Keberadaan sastra terintegrasi dengan pembelajaran bahasa, yaitu mencakup keterampilan menulis, membaca, menyimak, dan berbicara. Output yang diharapkan adalah peserta didik dapat memahami hakikat sastra dengan baik. Namun, tidak selesai sampai di situ saja. Hal penting lainnya adalah outcome setelah mempelajari sastra. Yaitu bagaimana peserta didik dapat mengapresiasi, menganalisis, dan memproduksi karya sastra.
Problematika-problematika yang dijumpai oleh para pendidik memang membutuhkan sebuah solusi. Tidak mudah memang, tetapi jangan sampai berjalan mundur untuk memberikan dorongan positif bagi para peserta didik. Tidak masalah jika harus memberikan penjelasan secara repetitif terkait apa saja manfaat yang didapat dan seberapa pentingnya belajar sastra. Paradigma bahwa sastra tidak begitu banyak memberikan kontribusi harus diubah, karena pada dasarnya sastra memiliki peran yang cukup penting pada kehidupan manusia.
Melalui sastra, kita dapat mengenal suatu kebudayaan. Contohnya pada sebuah karya sastra novel, biasanya disisipkan kebudayaan yang menjadi ciri khas suatu daerah. Penulis akan memberikan deskripsi tentang budaya yang berkaitan dengan kisah yang ditulis. Bahkan bukan hanya kebudayaan Indonesia, tapi juga budaya negara lain. Mengenal dan menyelami sastra diharapkan tidak tersekat di kelas saja, tapi juga didapatkan di luar sekolahan. Banyak karya sastra yang dapat dipelajari dan diambil makna tersirat maupun tersuratnya secara mandiri.
Kondisi di kelas yang cukup menjadi perhatian adalah banyak dari peserta didik yang tidak mengetahui dan mengenal sastrawan Indonesia. Peserta didik cenderung merasa asing ketika mendengar nama-nama sastrawan yang disebutkan oleh pendidik atau nama sastrawan yang terdapat pada buku bahasa Indonesia. Antusias peserta didik untuk mengetahui siapa “penyair” atau “penulis” tersebut sangat rendah. Cukup memprihatinkan, tapi kondisi yang demikian tidak boleh dilestarikan. Pendidik tidak boleh bosan untuk memperkenalkan sastrawan Indonesia kepada peserta didik.
Tugas yang membutuhkan sebuah jawaban terkait problematika pengajaran sastra memang cukup banyak. Perlu adanya langkah kecil untuk menjemput suatu hal yang besar. Peran pendidik dan peserta didik dibutuhkan demi mewujudkan tujuan yang diinginkan dan diangankan. Agar apa yang menjadi persoalan dapat lekas menemukan jalan penyelesaian. Selain itu, peran dari lingkungan sekitar juga dapat membantu ketercapaian suatu tujuan. Itulah mengapa perlu adanya keterlibatan antara beberapa pihak secara berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
A, Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Oemarjati, Boen S. 1992. Dengan Sastra Mencerdaskan Siswa: Memperkaya Pengalaman Pengetahuan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Iqlima Ailisa N K, lahir di Pati dan masih belajar menjadi pengampu yang baik untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Merawat untuk Menjadi Berguna
"Tidak akan mungkin bisa sempurna, namun kita bisa menjadi berguna" Kataku dalam hati saat melihat foto lama yang muncul di beranda media sosial. Kita semua mengerti bahwa kesempurnaan
Menjadi Guru Merdeka Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
Tujuan Pendidikan Nasional pada dasarnya mengacu pada UUD 1945 alinea ke-4 yang didalamnya terdapat kalimat “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kalimat tersebut menggambarkan b
TIGA CILOK REKOMENDED MENURUT TIKA
Hai Guys… Siapa sih yang nggak tahu cilok. Pasti tahu dong. Seperti umum kita ketahui bahwa cilok itu jajanan yang terbuat dari tepung dan biasanya ada isian daging. Men
KUPI: Rencana dan Jalan Panjang Ulama Perempuan
Konggres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II yang telah dilaksakan pada tanggal 23-26 November 2022 bertempat di Semarang dan Jepara, Jawa Tengah berjalan dengan lancar. Seperti
DISIPLIN TAK SESUSAH MELUPAKAN MASA LALU
Banyak orang yang ingin menjadi pribadi yang disipin. Disiplin dalam hal apa saja. Namun, banyak dari kita yang belum tahu langkah apa yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kein
BUAH ENAM TAHUN ISTIQAMAH
Kala itu, aku adalah murid kelas 3 Madrasah Ibtidaiyyah yang baru lulus dari Taman Pendidikan Alquran atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan TPQ atau TPA. Pada w
BUKU INI WAJIB DIBACA OLEH FAJAR SAD BOY
RESENSI BUKU Judul Buku : MAAF TUHAN, AKU HAMPIR MENYERAH Penulis : Alfialghazi Penerbit &nb
Trabas: Menaklukkan Hati dan Pikiran
Oleh Rangga Adi Setiawankelas X A Trabas merupakan kegiatan adventure trail di alam bebas atau jalur tertentu. Biasanya, kegiatan ini digemari oleh anak muda, terutama laki-laki, namun
How Do Makeup and Skincare Fare with Students
By: Naila Rajiha According to the Cambridge dictionary, "skincare" refers to things people do and use to keep their skin healthy and attractive, whereas "makeup" refers to colo
Perihal Makan dan Nyampah
Oleh Dinda Afiah (XI G) Teman-teman, apakah kalian pernah memikirkan tentang "Bagaimana pandangan masyarakat luar terhadap kita (sebagai Siswa-siswi Madrasah)"? Apakah me