Nilai Profetik-Sosialis dalam Humor Satire Gus Dur
Oleh Muhammad Labib Ihsan F.
Tentunya Kamu sudah tahu atau mengenal Gus Dur, seorang kiai yang pernah menjabat sebagai Presiden ke 5 Republik Indonesia. Ulama yang memiliki nama asli KH. Abdurrahman Wahid ini sering melontarkan guyonan-guyonan lucu yang membuat siapa saja terbahak-bahak. Mulai dari khalayak umum, pejabat, bahkan pemimpin-pemimpin dunia pernah dibuat kaku perutnya. Namun, kekoyolan dan banyolannya itu, tidak jarang bahkan bisa dibilang sering mengandung makna tertentu, entah itu sindiran, kritikan, atau sekadar mengingatkan.
Salah satu kisah Gus Dur yang menarik adalah suatu ketika, datang seorang kiai pondok dari Jawa Timur, ia berkunjung ke kos-kosan Gus Dur di Mesir, waktu itu Gus Dur masih kuliah di Al Azhar.
Seperti layaknya orang yang kedatangan tamu, Gus Dur mempersilakan kiai tersebut dan menawarinya minuman. Dari ruang tamu, Gus Dur meminta tolong pada Gus Mus (KH. Mustofa Bisri yang pada waktu itu teman satu kos) untuk merebus air, sedangkan Gus Dur ke belakang mengambil cangkir.
Tamu masih menunggu, dari belakang tampak Gus Dur membawa sebuah cangkir dan mengelap-elapnya menggunkan celana dalam sambil mengajak tamu itu berbicara.
"Pondok aman..?" Tanya Gus Dur sambil terus memutar-mutarkan celana dalam pada cangkir.
"Aman Gus.." Jawab tamu itu, tentunya sambil melihat Gus Dur mengelap cangkir. Beberapa waktu kemudian, Gus Mus memanggil Gus Dur karena air sudah mendidih, lalu diraciknya kopi.
Bukan namanya Gus Dur kalau tidak aneh-aneh, Ia keluar membawa secangkir kopi, sambil berjalan ia mengaduk-aduk kopi itu, bukan dengan sendok, melainkan dengan sikit gigi. Lalu memberikan kopi itu lengkap dengan sikat gigi di dalamnya.
Ketika Gus Dur kembali ke belakang, Gus Mus bertanya kepada Gus Dur,
"Loooh Gus, tadi kenapa kok ngudeg kopinya pakai sikat gigi, dan tadi juga ngelapnya pakai celana dalam?" tanya Gus Mus keheranan.
"Ngeten Gus, celana dalam yang aku pakai tadi itu adalah celana dalam baru, belum pernah dipakai, masih bersih. Dan sikat giginya pun juga baru. Kain lap kan bahannya kain, celana dalam kan juga bahannya kain, hanya saja bentuknya seperti itu, toh sama-sama kan, sama-sama bersih".
Dari kisah di atas, ada pesan mendalam yang ingin disampaikan Gus Dur. Dalam kehidupan, terkadang kita menilai sebuah hal dari satu sudut pandang saja, mudah menyalahkan seseorang berdasarkan penghakiman pandangan lahiriyah tanpa adanya tabayyun. Kita dibutakan dengan asumi-asumsi yang bersifat spontan. Termasuk dalam ranah ubudiyyah, kita sering terjebak u'jub: membanggakan diri, melihat orang lain derajatnya lebih rendah dari pada kita. Gus Dur mengajarkan kita untuk lebih bijak dalam memandang suatu hal atau permasalahan hidup. Untuk Gus Dur, alFatihah.
Penulis:
Muhammad Labib Ihsan F.,
kelas X B Tahfiz
Ilustrasi: Steve Jhonson
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Menjadi Guru Merdeka Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
Tujuan Pendidikan Nasional pada dasarnya mengacu pada UUD 1945 alinea ke-4 yang didalamnya terdapat kalimat “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kalimat tersebut menggambarkan b
TIGA CILOK REKOMENDED MENURUT TIKA
Hai Guys… Siapa sih yang nggak tahu cilok. Pasti tahu dong. Seperti umum kita ketahui bahwa cilok itu jajanan yang terbuat dari tepung dan biasanya ada isian daging. Men
KUPI: Rencana dan Jalan Panjang Ulama Perempuan
Konggres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II yang telah dilaksakan pada tanggal 23-26 November 2022 bertempat di Semarang dan Jepara, Jawa Tengah berjalan dengan lancar. Seperti
DISIPLIN TAK SESUSAH MELUPAKAN MASA LALU
Banyak orang yang ingin menjadi pribadi yang disipin. Disiplin dalam hal apa saja. Namun, banyak dari kita yang belum tahu langkah apa yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kein
BUAH ENAM TAHUN ISTIQAMAH
Kala itu, aku adalah murid kelas 3 Madrasah Ibtidaiyyah yang baru lulus dari Taman Pendidikan Alquran atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan TPQ atau TPA. Pada w
BUKU INI WAJIB DIBACA OLEH FAJAR SAD BOY
RESENSI BUKU Judul Buku : MAAF TUHAN, AKU HAMPIR MENYERAH Penulis : Alfialghazi Penerbit &nb
Trabas: Menaklukkan Hati dan Pikiran
Oleh Rangga Adi Setiawankelas X A Trabas merupakan kegiatan adventure trail di alam bebas atau jalur tertentu. Biasanya, kegiatan ini digemari oleh anak muda, terutama laki-laki, namun
How Do Makeup and Skincare Fare with Students
By: Naila Rajiha According to the Cambridge dictionary, "skincare" refers to things people do and use to keep their skin healthy and attractive, whereas "makeup" refers to colo
Perihal Makan dan Nyampah
Oleh Dinda Afiah (XI G) Teman-teman, apakah kalian pernah memikirkan tentang "Bagaimana pandangan masyarakat luar terhadap kita (sebagai Siswa-siswi Madrasah)"? Apakah me
Belajar Kehidupan- Bagian 1
Oleh Novita Indah Pratiwi “Terkadang orang terbutakan dengan titel pendidikannya yang membuatnya terjerumus dalam jurang kehancuran.” Suatu sore dari kejau